Minggu, 03 April 2016

Pare Kediri (Genta course)

Pengalaman kita di sana, pare itu banyak orang yang bilang dengan sebutan "kampung inggris". ada program 2 minggu,1 bulan sampai 1 tahun juga ada bahkan bertahun2 :v. kampung inggris ini sudah ditelusuri diberbagai penjuru indonesia. yang lebih menariknya lagi, tukang jualan pun memakai b.inggris
Disana makanan sehari2 murah2 ya harga kelas anak remaja :v . disana juga program study nya ga ketinggalan serunya, kerennya, tertib dan disiplin. rata2 anak2 yang mengikuti study di kampung inggris ini memakai kendaraan bersepeda, jadi bebas polusi udara :v. jujur aja selama kita disana, jarang menemukan angkutan umum atau angkot mobil kuning. disana banyak terdapat tempat penyewaan sepeda guys.
apalagi jus disana, beuuhhh murah nya ga ketulung apalagi jus Cokelat ahaduh2 itu jus favorit slama di pare. 
yang paling harus kita teladani, orang disana ramah2 serta santun-santun dan murah senyum pada sesama.  
mungkin sedikit cerita awal mulanya berdirinya
pemicu awal terbentuknya komunitas tersebut ternyata amat sederhana dan merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh satu orang saja, yaitu seseorang yang bernama Kalend Osen.
Kalend Osen yang ditemui di rumahnya, Jalan Anyelir, Singgahan, Pelem, Pare, Rabu (9/5/2012), menuturkan dengan singkat perjalanan kariernya hingga tercipta maha karya yang spektakuler ini.
Pria kelahiran 4 Pebruari 1945 ini tampak sederhana namun begitu bersahaja. Bermula pada tahun 1976 silam, Kalend Osen adalah seorang santri asal Kutai Kartanegara yang tengah menimba ilmu di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Menginjak kelas lima, dia terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tidak kuat menanggung biaya pendidikan. Bahkan, keinginannya pulang kembali ke kampungnya gagal karena tiada biaya.
Dalam situasinya yang sulit itu seorang temannya memberitahukan adanya seorang ustaz yang bernama KH Ahmad Yazid di Pare yang menguasai delapan bahasa asing. Kalend muda kemudian berniat berguru dengan harapan minimal dapat menguasai satu atau dua bahasa asing darinya. Ia lalu mulai tinggal dan belajar di Pesantren Darul Falah, Desa Singgahan, milik Ustaz Yazid.
Dalam sebuah kesempatan, datang dua orang tamu mahasiswa dari IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Kedatangan dua mahasiswa itu untuk belajar bahasa Inggris kepada Ustaz Yazid sebagai persiapannya menghadapi ujian negara yang akan dihelat dua pekan lagi di kampusnya.
Kebetulan saat itu Ustaz Yazid tengah bepergian ke Majalengka dalam suatu urusan sehingga kedua mahasiswa itu hanya ditemui oleh ibu Nyai Ustaz Yazid. Entah dengan alasan apa, oleh Nyai Ustaz Yazid, kedua mahasiswa itu diarahkan untuk belajar kepada Kalend yang baru saja nyantri.
"Waktu itu saya sedang menyapu masjid dan dua mahasiwa itu menghampiri saya," kenang Kalend mengingat masa lalunya.
Dua mahasiswa itu kemudian menyodorkan beberapa lembaran kertas yang berisi 350 soal berbahasa inggris. Setengah ingin tahu, Kalend memeriksa soal-soal itu dan kemudian meyakini dapat mengerjakannya lebih dari 60 persen. Kalend menyanggupi permintaan itu dan mereka akhirnya terlibat proses belajar mengajar yang dilakukan di serambi masjid area pesantren. Pembelajarannya cukup singkat, dilakukan secara intensif selama lima hari saja.
"Tak disangka, sebulan kemudian mereka (dua mahasiswa) kembali dan mengabarkan telah lulus ujian. Betapa bahagianya saya waktu itu, " kata kakek yang saat ditemui tengah mengenakan sarung, atasan hem biru kotak-kotak serta peci hitam ini.
Keberhasilan dua mahasiswa itu tersebar di kalangan mahasiswa IAIN Surabaya dan banyak dari mereka akhirnya mengikuti jejak seniornya dengan belajar kepada Kalend. Promosi dari mulut ke mulut pun akhirnya menjadi awal terbentuknya kelas pertama.
Sejak saat itu, pada 15 Juni 1977 di desa setempat, Kalend mendirikan lembaga kursus dengan nama Basic English Course (BEC) dengan enam siswa pada kelas perdana. Para siswa tersebut terus dibina dan dididik tidak hanya kemampuan bahasa inggris, namun juga ilmu agama serta kecakapan akhlak.
Selama hampir sepuluh tahun Kalend berjuang sendirian untuk menghidupkan lembaga kursusnya itu dan dengan segala rintangannya dia berhasil melakukannya dengan baik. Pada tahun 1990-an, banyak alumninya yang didorong untuk membuat lembaga kursus untuk menampung pelajar yang tidak mendapat kuota akibat membeludaknya pelajar di BEC.
"Saya mempunyai prinsip, jikalau kita berkarya, selain dapat dinikmati sendiri, karya itu juga tidak merugikan orang lain," tutur kakek rendah hati ini.
Lambat laun lembaga kursusnya semakin bertambah jumlahnya. Namun demikian kesemuanya mampu berjalan seirama tanpa adanya kompetisi negatif. Para pendiri lembaga kursus itu rata-rata mempunyai ikatan sejarah yang sama, yaitu sama-sama dari satu guru.
Eksistensi BEC hingga kini juga tetap terjaga. Bahkan di tahun 2011 lalu telah genap meluluskan alumni sebanyak 18.000 siswa dari berbagai penjuru nusantara. Dalam meluluskan siswa, BEC dikenal sangat ketat.
Nur Akhlis, salah satu mantan murid Kalend yang sukses membuka lembaga kursus sendiri dan dinamainya Effective English Conversation Course (EECC) di Jalan Falamboyan, Desa Tulungrejo juga membagikan ceritanya.
"Saya dulunya murid dari Pak Kalend, dan pernah diamanatkan untuk memegang kelas. Kami memang didorong untuk mandiri dan berkarya sehingga Alhamdulillah saya sekarang menjadi seperti ini," kata Nur Akhlis.
Adanya dorongan itu, guru yang juga pengurus forum pengelola kursus ini menambahkan, membuat perkembangan kampung menjadi dinamis dan saat ini ada lebih dari 114 lembaga kursus. "Mulai sekitar tahun 2000-an, para investor dari luar kota juga mulai melirik potensi yang ada dengan turut mendirikan lembaga kursus," kata Nur Akhlis. #Muhammad Agus Fauzi
ya itu awal mula berdirinya kampung Inggris,jujur saja sejarah awal mula berdirinya kampung inggris ini banyak sekali versi tapi pada intinya sama saja.
Dan jadilah kesatuan dari berbagai pemilik lembaga kursus disana menjadi sebuah Kampung Inggris yang sudah di kunjungi berbagai penjuru indonesia #setau aku :v
 ingin tau lebih lanjut search sendiri aja pemirsah :) terima kasih.




Hasil gambar untuk gambar genta course





  





Hasil gambar untuk tempat wisata di kediri pare





  Hasil gambar untuk candi deket pare




Hasil gambar untuk selorejo








 





Sabtu, 02 April 2016

Polman( Politeknik Manufaktur Negeri Bandung )

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) adalah Politeknik Negeri pertama di Indonesia yang dahulu bernama Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB).
POLMAN Bandung adalah politeknik pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr.Sjarif Thajeb pada tanggal 24 Maret 1977 meskipun angkatan mahasiswa pertama masuk tahun 1976.Pengembangan POLMAN Bandung selanjutnya dibantu melalui pendanaan dari pinjaman ADB dan Bank Dunia serta proyek-proyek DIP (DUE Like), IGI dan TPSDP.
Sejak september 2002 POLMAN Bandung menambah penerimaan jumlah siswa sebanyak 24 orang di jurusan teknik manufaktur dan 24 orang di jurusan teknik otomasi manufaktur dan mekatronika melalui kerjasama dengan P3TKIM di Bandung.
Pada tahun 2002 POLMAN Bandung terpilih sebagai salah satu pusat dari 5 pusat dalam program IGI yang membina 3 institusi yaitu P3TKIM, STT Tekstil dan SMKN 6, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatan kompetensi dan produktivitas industri kecil menengah.
POLMAN Bandung mendapatkan nilai akreditasi A untuk semua program studi dari BAN pada tahun 2002.
Setelah satu tahun melakukan persiapan, akhirnya POLMAN Bandung berhasil meraih sertifikat ISO 9001 – 2000 dari KEMA .
jurusan di polman : Teknik Manufaktur ( ME ), Teknik Perancangan Manufaktur ( DE ), Teknik Pengecoran Logam ( FE ), Teknik Otomatis Manufaktur dan Mekatronika ( AE ), Unit sosiomanufaktur ( USM ) . 
sedikit pemberitahuan tentang sejarah polman, jka ingin mengeahui lebih lamjut monggo search aja di google :)
insya allah anda semua yan meihat nya tertarik dengan Fakultas Politeknik Manufaktur Bandung ini
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjN1fGD3PHLAhWOGI4KHdnmBQwQFgg5MAs&url=http%3A%2F%2Fwww.polman-bandung.ac.id%2Fmodel%2Fdata.php%3Fm%3Dind%26f%3Dsj&usg=AFQjCNG3U3WhEaIKRVy7YPSBDEioqRTlIA&sig2=anrEzh-YOrGJljy_-7Ya8w


Hasil gambar untuk gambar gedung Politeknik manufaktur

Hasil gambar untuk Polman

Hasil gambar untuk Polman

Hasil gambar untuk Polman

Love (simple speach in pare) :)

Before going to the topik i want ask you, do you know what is love?
Love is blessing that Allah has given for us because we can know affection.
there are many kind of  love :
The first, we must love to Allah SWT by doing good thing and avoid the bad one
The second, we must love to our prophet by receiting sholawat. Ok i want to our listen shalawat and than let's together receiting shalawat ok !
Sholatullah salamuallah 'ala tohaa rasulillah .. 
sholatullah salamullah 'ala yasin habibillah ... yes together :)
ok The third, we must love to our parents by doing whatever they ask, respect, and obey to them
The fourth, we must love to human being by communicating well.

So we must love to all of thing in this world. in order to our life will be peace and comfortable. 

#MAAF kalo ada yang salah grammar atau sebagainya :v monggo koment aja ya pemirsah :) #Terima kasih